Selasa, 31 Mei 2011

619 Juta Dollar AS untuk Industri Komponen Otomotif Jepang


Untuk memulihkan industri komponen otomotif Jepang akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu, Bank Pembangunan Jepang (Development Bank of Japan/DBJ) yang didukung pemerintah menyediakan dana 619 juta dollar AS atau Rp 5,280 triliun. Target akhir dari rencana tersebut, industri otomotif yang sangat membutuhkan komponen tersebut baik di Jepang maupun di luar negeri bisa kembali berproduksi dalam kondisi normal.

Terputusnya rantai pasokan komponen otomotif merupakan bencana terbesar bagi Jepang setelah Perang Dunia II. Pemerintah Jepang menyadari bahwa peran perusahaan pemasok komponen sangat besar. Buktinya, begitu perusahaan menengah dan kecil tersebut tidak berproduksi karena pabrik dan perlengkapan kerja mereka rusak, produsen mobil besar, seperti Toyota, Nissan, dan Honda, produksinya tersendat.  

20.000 perusahaanMenurut CNN, yang mendapatkan laporan dari wartawannya di Tokyo, dana dari DBJ itu digunakan untuk membantu 20.000 perusahaan pemasok komponen sekaligus untuk menambah modal kerja mereka. Hanya saja, tidak dijelaskan kapan kepastian dana itu mulai dikuncurkan.

Dijelaskan pula, dana investasi tersebut tidak hanya untuk membantu perusahaan pemasok komponen memperbaiki kerusakan pabrik dan perlengkapan kerja, tetapi juga menggunakan teknologi baru, seperti cloud computing untuk membantu sistem produksi sekarang ini. Di samping itu, juga mencegah terjadinya hambatan produksi bila bencana lain terjadi.

Kendati demikian, muncul juga pertanyaan, apakah dengan bantuan ini perusahaan komponen tersebut akan memindahkan pabriknya keluar dari Jepang? Sumber lain mengatakan, sebenarnya sudah banyak perusahaan besar dan menengah produsen komponen Jepang punya pabrik di luar negara tersebut.

Dijelaskan, perusahaan tersebut memindahkan pabrik karena pertumbuhan Jepang yang makin lambat, nilai tukar yen yang semakin kuat, dan biaya energi bertambah mahal. Setelah gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu, kecemasan produsen bertambah lagi karena bisa mengganggu investasi dan produksi mereka!

Dilaporkan pula, untuk menyalurkan bantuan tersebut, DBJ bekerja sama dengan The Japan Auto Parts Industries AsscociationSaat ini produsen mobil Jepang mengalami penurunan keuntungan yang sangat tajam. Problem lain yang yang juga mengancam adalah ketidakpastian pasokan listrik di kawasan Kanto, penyumbang 38 persen ekonomi Jepang dan berada di sekitar Tokyo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar